ESANDAR, Jakarta – Bursa saham global masih dalam suasana tertekan oleh sentiment baik dari pergerakan di Wall Street ataupun serangkaian fundamental domestik dan internasional. Meski demikian, Bursa Saham Hong Kong mampu lolos dari terkaman “bearish” setelah data ekonomi Cina membuat aksi beli terjadi dan mendorong Indek Hang Seng berakhir positif.
Pada perdagangan hari Kamis (01/03/2018), Indeks Hang Seng sempat tertekan diawal sesi perdagangan, kemudian membalikkan kerugian diawal berkat kenaikan bursa saham Cina daratan. Setelah dua hari berturut-turut mengalami kerugian, bursa saham Shanghai bergerak naik oleh sentiment fundamental. Data manufaktur Cina yang diterbitkan Caixin untuk bulan Februari mencapai 51.6, di atas perkiraan 51.3 versi jajak Reuters. Saham-saham Sektor keuangan naik setelah diperdagangkan di wilayah negative. China Construction Bank bergerak naik 0.12 % sementara HSBC diperdagangkan melemah 0.32 % sebelum pasar ditutup.
Nikkei ditutup pada level terendah dalam dua minggu pada hari Kamis karena sentimen terpukul oleh pelemahan di Wall Street pada hari sebelumnya, sementara pelemahan euro terhadap yen memukul saham perusahaan seperti pembuat mesin presisi. Sejumlah investor khawatir dengan kekuatan yen terhadap euro, menambah risk aversion. Euro turun menjadi 129.86 yen, level terlemahnya sejak awal September setelah data inflasi jinak di zona euro mengurangi harapan bahwa Bank Sentral Eropa akan memutar kembali rangsangannya. Saham pembuat peralatan presisi Omron Corp dan Terumo Corp, yang memiliki eksposur relatif besar di Eropa, masing-masing turun 2.2 persen dan 2.8 persen.
Bursa saham Korea Selatan berakhir lebih rendah pada hari Rabu karena aksi jual investor institusional, mengikuti kerugian di Wall Street. Won jatuh terhadap dolar. Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 28,78 poin atau 1,17 persen menjadi 2.427,36. Investor institusional menurunkan saham-saham besar karena sentimen mereka bergerak selaras dengan penurunan di pasar AS. Mereka melepas saham senilai 261 miliar won (US $ 241,3 juta), dengan berat pada indeks utama. Sementara investor asing menjual jaring 10,1 miliar won dan investor Individu membeli 258 miliar won saham, menjaga indeks dari jatuh lebih jauh.
Akhirnya bursa saham AS juga berakhir turun setelah Presiden Donald Trump mengatakan pemerintah akan menerapkan tarif impor baja dan aluminium baru pada minggu depan. AS akan menetapkan tarif impor 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium. Tidak jelas apakah mereka akan berlaku untuk semua impor atau hanya logam dari negara tertentu. Dow Jones turun 400 poin setelah naik lebih dari 150 poin di awal sesi perdagangan. Indek S&P 500 turun 0.9 % , dengan sektor teknologi sebagai sektor dengan kinerja terburuk. Wall Street juga mencerna kesaksian baru dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Powell berbicara di hadapan Komite Keuangan Senat pada hari Kamis waktu setempat. (Lukman Hqeem)