ESANDAR, Jakarta – Setelah sepekan mencoba untuk bangkit, Bitcoin sebagai mata uang kripto terbesar nampaknya terenggah-enggah untuk menembus level resisten di $9.000.
Paska mengalami koreksi tajam dari harga tertingginya, Bitcoin didera sejumlah isu yang kompleks terkait regulasi dan penambangannya. Hal ini membawa pengaruh bagi produksi baru Bitcoin diakhir tahun 2017 lalu. Bitcoin terkoreks cukup dalam, dimana sejumlah besar pengamat menilai sulit bagi Bitcoin untuk bangkit kembali dalam waktu dekat.
Usaha kembali menembus level harga $9000 per koin, nampaknya terhalang cukup keras. Sempat menguat dalam perdagangan hari Selasa (13/02/2018) hingga mencapai $8,973.12, namun akhirnya terpeleset dan berakhir di harga penutupan New York dengan turun 2.3% ke $8,685.65, demikian data yang dilansir dari CoinDesk.
Pada perdagangan mata uang kripto lainnya, Ether, yang dijalankan oleh jaringan Ethereum, juga gagal menguat dan jatuh 2.3% ke $853.45, uang kas bitcoin terakhir diperdagangkan di $1,249.72 turun 3.5%, sementara Litecoin jatuh 1.8% ke $160.24 dan Ripple turun 4.9% ke $1.04.
Masalah seputar peraturan mengemuka kembali. Tujuh perusahaan mata uang kripto membentuk sebuah lembaga regulasi yang disebut CryptoUK. Anggota badan ini termasuk yang paling terkenal adalah perdagangan Coinbase dan sejumlah platform perdagangan yang beragam. Mereka membuat aturan tata laksana perdagangan mata uang kripto di Inggris dan berharap peraturan ini bisa segera dijalankan.
Tujuan pelembagaan ini memang untuk membuat aturan perdagangan mata uang kripto ini lebih dikenal masyarakat Inggris. Bukan hanya masalah perdagangan saja, namun juga terkait hal lain seperti ICO sekalipun. Semua perusahaan tersebut bersatu dengan harapan bisa bersama-sama memajukan sektor perdagangan uang kripto di Inggris. Tak tanggung-tanggung, demi tujuan tersebut, mereka menggandeng pemerintah demi masa depan uang kripto di Negeri Ratu Elizabeth ini.
Secara terpisah, pihak European Central Bank (ECB) mengatakan bahwa peraturan mengenai bitcoin bukan ranah mereka. Oleh sebab itu, mereka kembali mengingatkan bahwa volatilitas yang ekstrim dan tiadanya dukungan yang mumpuni akan membuat investasi ini sangat beresiko bagi para investor.
Pada perdagangan berjangka, Bitcoin kontrak Februari (XBTG8) di bursa Cboe ditutup pada $8,685, turun $150, atau 1.7%, sementara di bursa CME Group Inc. kontrak BTCG8 diperdagangkan datar-datar saja dikisaran $8,615, tergerus 0.1% dari perdagangan sebelumnya. (Lukman Hqeem)