Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Indek Dow Jones yang menciptakan sejarah dalam perdagangan hari Rabu, dengan berhasil ditutup diatas level 23.000, mengisyaratkan potensi melembut dalam beberapa waktu kedepan.

Setidaknya diperlukan 54 hari perdagangan untuk beranjak dan menutup perdagangan diatas puncak ini. Menjadi kenaikan 1.000 poin yang paling cepat dalam sejarah. Namun, pendakian rekor selanjutnya bagi bursa yang berusia dari 120 tahun mungkin mengisyaratkan beberapa kelembutan sesaat.

Bukan tanpa alasan laju kenaikan ini akan melunak sesaat. Pasalnya saat mencoba untuk menembus level psikologis 23.000 ini, dilakukan bukan hanya sekali tembus saja. Kekuatan Indek Dow Jones tidak diragukan mencerminkan kondisi industry AS saat ini, bangkit dan bergairah. Pun juga kegagaln bertahan diatas level 23.000, sesaat setelah menembusnya pada hari Selasa lalu, mengisyaratkan kemungkinan akan melunaknya pasar setelah ngebut habis.

Dalam sejarah perlu tiga putaran bagi Dow Jones untuk menembus level tertinggi pada November 2013 di 16.000. Setelah menembus, perlu 153 hari perdagangan untuk mencapai level 17.000 di bulan Juli 2014. Secara teknis, melihat kekuantan momentum ini. Perlu diperhatikan sejauh mana gaya lenting ini akan tetap utuh. Yang pasti, dengan fokus pada seberapa cepat Dow dapat mengkonsolidasikan keuntungannya di sekitar tonggak sejarah bukanlah cara mengukur tren ala analis tradisional, tapi ini bukan hal yang bisa dihilangkan atau diabaikan begitu saja.

Pasar bisa saja mengabaikan berapa usaha Dow Jones yang gagal dilakukan untuk mencapai level 23.000 dan bertahan diatasnya. Tetap saja tidak bisa mengabaikan, sejauh mana pasar bisa mempertahankan momentum ini sebelum daya lenting habis dan pasar melunak. Aksi ambil untung tentu akan dilakukan paska kenaikan tinggi ini.

Lihat saja, Indek Dow Jones menyurut dalam hingga beberapa minggu setelah mereka menyentuh level-level bersejarahnya di 20.000, 21.000 dan 22.000 pertama kalinya. Dengan kata lain, ketika DJIA awalnya menyentuh angka keramat tersebut, jangka pendek aksi jual segera menyusul. Bisa jadi kebetulan, namun tentu buakn sebuah kebetulan belaka jika laju ini diikuti dengan kenaikan bursa saham diberbagai Negara. Untuk menguji kekuatan pasar ini, tentu saja berbagai sentiment penting tetap harus diperhatikan.

Penting juga untuk dicatat bahwa kenaikan yang terjadi pada hari Rabu didorong oleh kenaikan saham-saham unggulan, bahkan International Business Machines Corp. (IBM) menyumbang lebih dari 90 poin untuk penguatan Dow Jones setelah laporan keuangan mereka menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari pada hasil kuartalan yang diharapkan. (Lukman Hqeem)