ESANDAR – Indeks Dolar AS memantul kembali mendekati posisi 90,45, atau naik 0,50% diawal perdagangan Senin (21/12/2020). Indeks greenback naik dari level terendah sejak April 2018 Jumat lalu di tengah harapan paket bantuan virus korona AS (COVID-19) karena pendanaan anggaran saat ini hampir kedaluwarsa.
Sebagaimana diberitakan Reuters, bahwa selama akhir pekan pembuat kebijakan di Capitol Hill menyelesaikan detail dari stimulus covid yang sangat ditunggu-tunggu, tetapi tidak dapat mengumumkannya secara resmi karena hari Minggu berakhir. Namun, anggota Kongres berhasil mencegah penutupan pemerintah sambil mengesahkan RUU pendanaan sementara.
Sebagai reaksinya, dolar AS memperpanjang langkah pemulihan hari Jumat sambil berjuang menjangkau kembali posisi di sekitar 90,50. Dukungan fundamental yang optimis, kemungkinan akan mendukung aksi beli greenback dan membawanya melewati rintangan bahkan berpeluang ke 91,07. Setidaknya ambang batas 90,00 membatasi aksi jual mendekati posisi terendah multi-bulan baru-baru ini di 89,72. Penurunan lebih lanjut dari Dolar AS akan membawa indek DXY turun di bawah 89,72, terendah April 2018 dan di dekat 89,22 sebagai batas pertahanan.
Penguatan Dolar AS ini membuat Poundsterling dalam tekanan. Pada perdagangan GBPUSD tetap ditawarkan di sekitar posisi terendah intraday 1,3363, turun 0,86%, selama Senin pagi. Dimana Cable memperpanjang kerugian sejak hari Jumat di tengah kekhawatiran tidak adanya kesepakatan Brexit pada tahun 2020 dan wabah varian covid baru.
Aksi jual GBPUSD mengarahkan ke retracement Fibonacci 61,8% dari sisi atas 11-17 Desember, dekat 1,3320. Selama pelemahan ini berlanjut, bisa melewati-1,3320, yang merupakan posisi terendah sejak pertengahan Desember di dekat 1,3280 dan merosot lebih dalam ke sekitar 1,3135. Sebaliknya rebound yang berpeluang terjadi akan membuka GBPUSD di 1,3407 sekarang, sebelum berusaha keras menjangkau kembali ambang 1,3500 yang akan mengkonfirmasi kenaikan lebih lanjut ke posisi tertinggi sejak Mei 2018, di dekat 1,3630.