ESANDAR – Harga emas di perdagangan bursa berjangka AS menetap di level tertingginya dalam sepekan pada hari Rabu, karena kekhawatiran terhadap ekonomi global membantu mendukung kenaikan logam mulia, sehari setelah harga menetap di level terendah dalam hampir dua minggu. Melemahnya dolar As diawal perdagangan dan kekhawatiran yang berlarut-larut atas ekonomi global mendukung kenaikan ini.
Emas untuk pengiriman Juni di Comex naik $ 50,50, atau 3%, menjadi $ 1.738,30 per ounce, penyelesaian kontrak paling aktif paling aktif sejak 15 April, menurut data FactSet. Pada perdagangan sebelumya, harga turun 1,4% di hari Selasa yang menandai penutupan terendah sejak 8 April.
Permintaan atas asset safe-haven meningkat di tengah spekulasi bahwa beberapa investor Asia dan pasar keuangan telah sangat dirugikan oleh jatuhnya harga minyak mentah minggu. Desas-desusnya, para investor Asia adalah yang terpukul paling keras.
Analis Bank of America optimis prospek harga emas bisa naik ke $ 3000 dalam 18 dari sebelumnya yang hanya akan naik ke $ 2.000, atau lebih tinggi sekitar 50% di atas rekor sembilan tahun pada kisaran $ 1.921. Dorongan kenaikan menurut mereka bersumber dari kebijakan moneter sejumlah bank sentral dunia.
Berdasarkan catatan harga tertinggi sejak November 1984 ada di $ 1,923.70 per ounce pada 6 September 2011, dimana harga penutupannya di $ 1,891.90 dari 22 Agustus 2011, menurut Dow Jones Market Data.
Perkiraan dari Bank of America terus bergema di pasar mengutip kemungkinan kebijakan lanjutan The Fed, serta ada kemungkinan bahwa emas akan mengalami kenaikan dari berita paket stimulus terbaru AS yang telah disetujui Senat dan sangat mungkin untuk ditandatangani menjadi undang-undang sebelum akhir minggu ini.
Melemahnya dolar AS diawal perdagangan membantu mendukung kenaikan emas. Ketika perdagangan emas berjangka berakhir, indeks dolar AS kembali naik 0,2% di 100,46 setelah sempat turun di 99,887.