ESANDAR – Harga emas pulih dalam perdagangan di hari Kamis, (19/03/2020) menetap sedikit lebih tinggi sehari setelah jatuh ke level terendah tahun ini. Dukungan kenaikan berpijak pada kebijakan pemerintah dan bank sentral yang bergerak untuk mendukung ekonomi global, di bawah penyebaran pandemi COVID-19. Harga emas untuk pengiriman bulan April di bursa Comex berakhir di $ 1,479.30 per troy ons, naik $ 1,40, atau 0,09% pada hari Kamis, setelah membukukan penurunan lebih dari 3% sehari sebelumnya.
Kerugian baru-baru ini dalam ekuitas global telah memicu likuidasi paksa dan lonjakan dolar AS. Dengan semua stimulus tambahan dari pemerintah dan bank sentral di luar sana, sudah menjadi perjalanan liar di pasar utang baru-baru ini, semakin menambah kegilaan di pasar logam mulia. Harga masih akan bergejolak.
Pada hari Rabu malam waktu setempat, Federal Reserve mengumumkan Fasilitas Likuiditas Reksa Dana Pasar Uang yang baru, atau MMLF, untuk membantu dana pasar uang dalam memenuhi permintaan penebusan oleh rumah tangga dan investor lainnya. Sementara itu, Bank Sentral Eropa meluncurkan program baru yang akan memungkinkannya untuk membeli 750 miliar euro ($ 820 miliar) dalam obligasi pemerintah dan sektor swasta serta surat berharga. Secara terpisah, Bank Inggris memangkas suku bunga bank sebesar 15 basis poin menjadi 0,1%.
Dengan latar belakang itu, indeks saham AS bergerak lebih tinggi pada perdagangan di hari Kamis karena paska perdagangan emas berjangka berakhir. Kenaikan bursa terjadi setelah kekalahan lagi pada hari Rabu yang disertai dengan penjualan di seluruh sektor, termasuk asset safe havens tradisional seperti Treasurys A.S, seiring dengan lonjakan permintaan untuk dolar AS yang berkelanjutan. Indeks Dolar AS akhirnya naik 1,3% setelah mencapai posisi tertinggi tiga tahun sehari sebelumnya.
Emas terlihat mendapatkan pijakan yang konsisten dari mereka yang tidak mau menyerah pada gagasan emas sebagai safe haven. Namun untuk saat ini, instrumen safe haven utama yang kadang-kadang dianggap satu-satunya yang benar-benar “safe haven” adalah dolar dan, oleh karena itu, kenaikan pada harga emas masih belum cukup meyakinkan saat ini.
Dalam gambaran yang lebih besar, kepanikan investor di pasar keuangan telah mengakibatkan likuidasi posisi terbuka dan pelarian ke aset yang paling likuid, seperti dalam Obligasi AS dan uang tunai dalam dolar dan yen Jepang. Kekhawatiran tentang permintaan fisik sebagai akibat dari perlambatan global juga merupakan hambatan pada emas, sementara kenaikan Indek Volatility Cboe ke posisi tertinggi sepanjang masa dan kekuatan lanjutan dalam dolar membentuk lingkungan negatif untuk logam mulia. Diperkirakan pasar keuangan akan tetap berada dalam mode risk off dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, sehingga memberikan dorongan kekuatan pada dolar dan pelemahan harga emas lebih lanjut.