ESANDAR, Jakarta – Kekhawatiran Brexit masih terus menjadi sorotan. Para pialang masih was-was dengan hasil akhir perundingan Inggris dengan Uni Eropa. Alhasil, memberikan tekanan pada Poundsterling.
Pada pasangan perdagangan GBPUSD, Penurunan jangka pendek bisa dimungkinkan walau kecil karena pasar dapat mempertimbangkan memasukkan faktor kemungkinan pengetatan kebijakan moneter lebih cepat di Inggris. GBPUSD masih terus berkonsolidasi di bawah 1.3808. Ada peluang untuk kembali menembus ke atas level tersebut dengan menargetkan level resistance lebih tinggi di level 1.3817 dan 1.3862. Sedangkan harapan turun harus menunggu konfirmasi bahwa level resistance 1.3808 mampu bertahan. Target koreksi terlihat ke level 1.3751.
Menurut Financial Times, Uni Eropa ingin Inggris mematuhi persyaratan ketat mengenai imigrasi, perjanjian perdagangan eksternal, dan hak penangkapan ikan selama hampir dua tahun setelah meninggalkan blok tersebut. Sikap keras Uni Eropa dilaporkan telah meningkatkan pengaruhnya dalam negosiasi dalam beberapa minggu mendatang.
Sementara itu, Bank of England mungkin membutuhkan waktu yang lama sebelum perlu mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunganya lagi setelah kenaikan pertama yang lebih dari 1 dekade di November lalu, demikian ungkap pejabat BoE Silvana Tenreyro semalam.
Tenreyro yang merupakan anggota pemutus kebijakan suku bunga atau MPC menyatakan bahwa dirinya merasa nyaman dengan tingkat suku bunga sekarang ini serta akan terus memantau dampak kenaikan suku bunga 25 basis poin di akhir November itu. Menurut Tenreyro bahwa Desember lalu dengan pertumbuhan biaya tenaga kerja per unitnya masih terjaga dan inflasi cenderung di area puncaknya, membuat dirinya berpandangan bahwa BoE masin mempunyai cukup waktu untuk memantau transmisi perubahan kebijakan November tersebut sebelum memilih perubahan suku bunga lain di masa yang akan datang.
Tenreyro merupakan profesor ekonomi kelahiran Argentina dan bergabung dengan BoE tahun lalu, termasuk di antara 7 anggota Komite Kebijakan Moneter atau MPC yang memberikan suara setuju menaikkan suku bunga November laku, sementara ada 2 anggota MPC tidak setuju.
Semalam Tenreyro menyatakan bahwa diperkirakan kenaikan suku bunga Inggris masih memerlukan pengamatan lebih cermat di beberapa bulan ke depan dan mungkin dalam 3 tahun ini hal tersebut bisa dilakukan. Komentarnya seakan bernada sama dengan yang diungkap Gubernur BoE Mark Carney dan pejabat tinggi lainnya di bank sentral.
Namun ada kemungkinan lain bisa dipercepat di mana menurut Tenreyro bila kondisi pertumbuhan produktivitas Inggris terjaga yang merupakan pendorong utama ekonomi secara keseluruhan disertai dengan tingkat inflasi yang bertahan, maka kenaikan tersebut bisa dilakukan lebih cepat.
Sebagian besar penurunan pertumbuhan produktivitas disebabkan oleh keuangan dan manufaktur Inggris, di mana sisi ini dapat merubah haluan bank sentral sendiri, sementara investasi perusahaan yang lemah dapat pulih saat ekonomi dunia meningkat, demikian ungkpa Tenreyro. Namun perspektif MPC juga menitikberatkan pandangannya jika terjadi perubahan skenario produktivitas, maka pihaknya akan melihat seberapa cepat permintaan merespon perubahan tersebut dengan mengukur permintaan dan output yang bisa terjadi, katanya ketika memberikan ceramah di Queen Mary University London.
Masalah Brexit juga sempat disinggung Tenreyro dengan masalah penundaan beberapa investasi dan perubahan struktural perusahaan Inggris, tentu membuat ketidakpastian prospek ekonomi Inggris akan muncul. Bahkan menurutnya jika produktivitas Inggris membaik, maka tidak mungkin kembali ke tingkat pertumbuhan tahunan 2% seperti sebelum krisis.
Sebagian besar ekonom dunia yang di survei oleh Reuters pada Desember meramalkan bahwa kenaikan suku bunga BoE berikutnya akan terjadi pada kahir 2018 meskipun beberapa ekonom juga melihat kesempatan kenaikan pada awal Mei tahun ini. (Lukman Hqeem)