Dolar AS bertahan dari serbuan mata uang lainnya.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menambah keuntungan menjelang penutupan perdagangan diakhir pekan, Jumat (01/03), membalikkan kerugian mingguan. Terjadi peningkatan selera risiko oleh investor di pasar keuangan, ketika berita ekonomi menjadi negatif  bagi AS,  bercampur dengan data positif dari Tiongkok dan harapan baru akan kesepakatan perdagangan.

Indek Dolar AS naik 0,4% ke 96,517, setelah sempat turun ke wilayah negatif paska beberapa laporan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan . Bahkan untuk minggu ini, sejumlah indikator berada di jalur sedikit berubah ke wilayah positif.

Data ekonomi AS terkini menyebutkan bahwa indek manufaktur ISM untuk bulan Februari membaca 54,2, daripada yang diharapkan 55,5, juga telah jatuh dari bulan sebelumnya. Indeks sentimen konsumen untuk bulan yang sama merosot ke 93,8, dibandingkan dengan harapan konsensus 95,6. Sebelumnya, pendapatan pribadi untuk Desember mengalahkan perkiraan, sementara angka Januari lebih rendah dari yang diharapkan. Pengeluaran konsumen Desember mengalami kontraksi 0,5%, penurunan terbesar sejak 2009, dan inflasi inti Desember sejalan dengan ekspektasi 0,2%.

Sementara itu, para pejabat dari Washington dan Beijing akan bertemu lagi bulan ini, memacu harapan bahwa perundingan bisa selesai secepat waktu dua minggu. AS sebelumnya akan menaikkan tarif impor Cina menjadi 25% pada hari Jumat kemarin, tetapi menahan diri untuk tidak melakukannya. Akibatnya pasar menyambut dengan antusias dan berharap kesepakatan perdagangan AS – China akan tercapai lebih cepat dibandingkan nanti.

Dari China, dikabarkan bahwa indeks manajer pembelian manufaktur Caixin China untuk Februari datang di 49,9, mengalahkan perkiraan konsensus 48,5, serta angka sebelumnya. Itu hanya 0,1 poin di bawah 50 – ambang batas yang menunjukkan ekspansi ekonomi – yang menenangkan kekhawatiran investor tentang kontraksi ekonomi di Tiongkok.

Yen Jepang dalam perdagangan USDJPY, melemah karena selera risk appetite meningkat. Yen yang dianggap sebagai aset surgawi, akan kurang diminati saat investor memilih aset yang lebih beresiko.

Pun demikian, resolusi ketegangan perdagangan juga akan menjadi berita baik bagi Jepang, yang merupakan bagian dari kompleks perdagangan China . Satu dolar terakhir dibeli pada ¥ 112,04, naik 0,6%, mencapai level tertinggi sejak akhir Desember.

Dari Eropa, dikabarkan bahwa kenaikan inflasi zona euro untuk bulan Februari sejalan dengan ekspektasi sebesar 1,5% secara tahun-ke-tahun. Data ekonomi Jerman beragam, dimana tingkat pengangguran stabil, namun mengalami kontraksi pada indek PMI manufakturnya menjadi 47,6, dan angka penjualan ritel melambung di bulan Januari, mengalahkan ekspektasi. Pada perdagangan EURUSD, Euro terakhir sedikit lebih kuat di $ 1,1360, dibandingkan dengan $ 1,1372.

Di Inggris, sektor manufaktur mereka berkembang pada bulan Februari, berbeda dengan laporan ekonomi Jerman, meskipun drama Brexit berlanjut. Akibatnya Poundsterling Inggris dalam perdagangan GBPUSD, dibeli pada $ 1,13197, atau turun dari $ 1,3261. (Lukman Hqeem)