Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Tingkat pesanan industri Jerman dibulan Mei mengalami penurunan, jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan awal. Kementrian Ekonomi Jerman juga menyatakan bahwa dalam beberapa bulan kedepan laju pertumbuhannya juga diperkirakan masih akan melemah.

Data pesanan industri Jerman turun menjadi minus 2.2% di bulan Mei, setelah sebelumnya mencatat sedikit kenaikan pada bulan Maret dan April. Angka ini dibawah perkiraan awal sebesar 0.1% dalam jajak pendapat Reuters.

Sebelumnya sebuah survei yang dilakukan oleh Ifo, menunjukkan bahwa produsen di Jerman berharap untuk lebih memanfaatkan apa yang disebut “Kurzarbeit”, yaitu fasilitas singkat yang bertujuan untuk menghindari terjadinya PHK secara massal.

Pernyataan kementrian ekonomi tersebut masih selaras dengan perkiraan bahwa deflasi industri besar Jerman masih akan berlanjut. Hal ini tentu saja akan merusak harapan terjadinya penguatan kembali sektor industri Jerman. Data terbaru lainnya juga memberikan gambaran suram dari sektor ini, seiring pesanan produk teknik yang juga mencatat penurunan serta aktivitas sektor manufaktur yang mengalami kontraksi.

Penurunan ini sebagai konsekuensi terjadinya penurunan pesanan yang masuk, produksi industri akan tetap sangat lemah di periode paruh kedua tahun ini dan sekaligus akan menjadi faktor yang meningkatkan risiko terjadinya resesi bagi ekonomi di Jerman. Secara rinci, kontrak asing mengalami penurunan sebesar 4.3%, akibat dari penurunan laju permintaan yang kuat dari negara-negara non-Euro.

Kamar Dagang Industri dan Perdagangan Jerman menilai bahwa selama pekan ini lebih dari setengah perkiraan untuk pertumbuhan ekspor tahun ini hanya sebesar 1% dan badan teknik dari VDMA mengatakan bahwa kebijakan tarif balasan terhadap barang impor AS dan Cina, akan memberikan kontribusi terhadap penurunan sebesar 2% dari data produksi di tahun ini.

Konflik perdagangan, keluarnya Inggris dari Uni Eropa serta prospek ekonomi global yang melemah, telah menyebabkan pukulan bahi ekonomi Jerman, yang selama bertahun-tahun sangat tergantung kepada sektor ekspor mereka untuk memacu pertumbuhannya, akan tetapi saat ini ekonomi Jerman semakin tergantung kepada laju konsumsi swasta.

Sejak 2009 silam ekonomi Jerman telah berekspansi, namun saat ini pertumbuhan selama periode Januari hingga Maret, tercatat hanya tumbuh 0.4%. Bundesbank memperkirakan akan terjadi kontraksi dalam skala kecil di kuartal kedua.(WD)