Harga emas terkoreksi tajam oleh multi sentimen pasar. (Lukman Hqeem/Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas pada perdagangan hari Selasa (15/01), berbalik dari kenaikan sebelumnya. Pelemahan dipicu naiknya Indek bursa saham dan dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) naik 0,7% ke 96,252. Sementara Indek saham naik oleh berita adanya langkah stimulus baru dari China.


Meski demikian, secara fundamental domestik, muncul sentiment negatif dari indikator ekonomi AS terkini. Indek harga produsen, yang menjadi ukuran harga yang dapat diterima kalangan bisnis untuk produk barang dan jasa mereka, turun 0,2%, kata Departemen Tenaga Kerja.


Secara terpisah, indek manufaktur Empire State turun 7,6 poin menjadi 3,9 pada Januari. Ini merupakan angka yang terendah dalam lebih dari setahun, demikian rilis Bank Sentral AS wilayah New York. Para ekonom memperkirakan indek ini akan naik ke 12 kalinya, menurut survei oleh Econoday.


Dengan data tersebut, wajar jika The Fed diperkirakan akan mengambil langkah yang lebih kalem untuk menaikkan suku bunga kembali. Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS wilayah Kansas, Esther George, yang dikenal sebagai pendukung kuat golongan penganjur kenaikan suku bunga, mengatakan bahwa saat ini mungkin menjadi saat yang tepat untuk berhenti sejenak dalam siklus kenaikan suku bunga dan memungkinkan The Fed mendapatkan bantalannya.


Sebagaimana sebelumnya, perlambatan dalam laju kenaikan suku bunga The Fed akan membantu harga emas naik. Harga Emas dalam kontrak Februari turun $ 2,90, atau 0,2%, ke $ 1,288.40 per troy ons. Harga menyentuh level tinggi pada $ 1.296,60 di hari Senin. Saat ini harga belum dapat ditutup diatas harga level psikologis di $ 1.300. Harga untuk logam mulia berdasarkan kontrak yang paling aktif, sempat mengetuk di $ 1.300,40 pada 4 Januari, namun belum lagi berakhir di atas $ 1.300 sejak Juni.


Sementara itu, dari Eropa dilaporkan bahwa indikator ekonomi Jerman mengecewakan. Investor berpaling kepada isu pemungutan suara Brexit di Parlemen Inggris. Hasilnya kembali mengecewakan. Dengan latar belakang yang demikian, ditambah dengan ketidak pastian masalah politik domestik AS sendiri, harga emas mendapatkan angin buritan. Tak heran kemudian harga emas naik kembali, sesudah penutupan perdagangan. (Lukman Hqeem)