Dolar AS lanjutkan koreksi dari perdagangan sebelumnya.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar Amerika Serikat (AS) stabil terhadap Euro pada perdagangan di hari Selasa (29/10/2019) dimana para investor memilih untuk menunggu hasil pertemuan Komisi Pasar Bebas Federal, FOMC – pada hari Rabu. Perdagangan Poundsterling sendiri bergelombang karena Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berhasil meyakinkan parlemen untuk menggelar pemilu lebih dini pada 12 Desember nanti.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada hari Rabu dan investor akan mengawasi setiap indikasi bahwa kemungkinan penurunan lebih lanjut. Pembuat kebijakan Fed sangat terpecah tentang apakah bank sentral AS harus memangkas suku bunga. Dolar AS mungkin naik jika Fed mengindikasikan bahwa pemangkasan lebih lanjut mungkin tidak akan datang.

Meningkatnya optimisme pasar terhadap peluang Inggris untuk mencapai kesepakatan guna menghindari keluarnya Uni Eropa secara tidak teratur telah mendukung euro dan sterling dalam beberapa pekan terakhir.

Inggris sedang menuju pemilihan umum di Desember setelah pertaruhan Perdana Menteri Boris Johnson untuk memecahkan kebuntuan Brexit dengan pemungutan suara awal (early vote) mendapatkan dukungan dari partai-partai oposisi.

Uni Eropa pada hari Senin menyetujui penundaan fleksibel selama 3 bulan untuk kepergian Inggris dari blok tersebut.

Perekonomian Australia sangat berkorelasi dengan kekuatan ekonomi China nampak menguat, dan mendorong Aussie untuk sesi ketiga berturut-turut naik terhadap greenback di tengah optimisme bahwa AS dan Cina akan membuat kemajuan dalam upaya mereka untuk meraih kesepakatan perdagangan.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia memperkirakan akan menandatangani bagian penting dari kesepakatan perdagangan dengan Cina lebih cepat dari jadwal, tetapi tidak menguraikan waktunya.

Indeks dolar AS juga jatuh ke posisi terendah sesi setelah data menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen secara tak terduga turun pada Oktober. (Lukman Hqeem)