Bursa saham

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS melonjak dalam perdagangan hari Rabu (12/12). Kenaikan terjadi di sektor saham teknologi, menyusul indikasi bahwa Beijing akan mengurangi kebijakan industri dengan slogan “made in China 2025” serta komentar optimis dari Trump terhadap pembicaraan konflik dagang AS-Cina.



Saham-saham di sektor energi juga turut berkontribusi bagi kenaikan pasar ekuitas AS setelah harga minyak mentah dunia naik. Pun demikian pasar tetap mewaspadai hasil pembicaraan kebijakan FOMC Federal Reserve pada pekan depan.

Ada sedikit kekhawatiran dari hasil mosi tidak percaya Perdana Menteri Inggris Theresa May, meskipun jumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif semakin bertambah.

Permintaan domestik Cina di tahun depan dinilai akan tetap stabil, meskipun lingkungan eksternal yang semakin tidak menentu. Pialang memprediksi ekonomi Cina akan tumbuh 6.5% di tahun depan, sedikit lebih rendah dibanding perkiraan di tahun 2018 sebesar 6.6%.

Hal ini berimbas positif pada perdagangan di lantai bursa Hong Kong. Indek Hangseng ditutup dengan kenaikan 1.6% di penutupan perdagangan Hong Kong pada Rabu kemarin. Omset saham Hong Kong mencapai $69.497 milliar.


Aksi beli kembali yang dilakukan investor paska penurunan sebelumnya, membanjiri perdagangan di bursa Tokyo. Ini member dukungan bagi Indek untuk naik tajam. Pemulihan pasar yang kuat didukung pula oleh harapan berkurangnya gesekan perdagangan AS-Cina, seiring cuitan positif dari Donald Trump yang optimis terhadap prospek pembicaraan perdagangan diantara kedua negara tersebut.

Para investor meningkatkan pembelian mereka, mengingat adanya peningkatan keterjangkauan pasca indeks Topix menyentuh level terendah tahunannya di sesi perdagangan sehari sebelumnya.

Sementara dalam perdagangan dilantai Bursa Seoul, Indek Kospi menguat kembali setelah sebelumnya terjebak dalam kisaran perdagangan yang sempit. Indek bergerak positif seiring keyakinan Donald Trump.

Data ekonomi yang dirilis mengecewakan. Jumlah warga pengangguran Korea Selatan meningkat tajam sebesar 4.4% menjadi 909 ribu di bulan November, sekaligus mencatat angka pertama diatas 900 ribu sejak 1999.

Tingkat pengangguran naik 0.1 poin persentase menjadi 3.2% di tingkat tahunan, yang merupakan angka tertinggi di bulan November sejak 2009 pasca krisi keuangan global. (Lukman Hqeem)