Aksi Jual mendorong bursa saham memerah

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia pada perdagangan hari Selasa (20/01/2018) mengalami koreksi. Setelah menguat diawal minggu ini, kenaikannya tertahan dengan sejumlah libur pasar dan pergerakan bursa saham global yang turun pula.

Indek Nikkei Jepang ditutup turun 1%, atas melemahnya sektor elektronik dan perbankan. Aksi jual terjadi meskipun Yen tergelincir terhadap dolar AS. Dolar AS sendiri mengalami kenaikan naik 0,5% pada ¥ 107,1580. Indek Kospi Korea Selatan, turun 1,1%, terseret lebih rendah oleh jatuhnya saham kelas berat Samsung Electronics yang turun 2% setelah turun 1,3% pada hari Senin. Menyusul kenaikan hampir 10% pekan lalu. Indeks Hang Seng Hong Kong menurun 0,8%. Dengan pasar Cina dan Taiwan yang masih tutup untuk liburan Tahun Baru Imlek, investor harus berhati-hati sementara volume perdagangan juga tipis.

Sementara bursa saham Eropa kembali menguat, meski Bursa S&P 500 baru-baru ini turun 0,2% menjelang perdagangan hari Selasa sebagai awal perdagangan minggu ini paska liburan di A.S.

Bursa saham AS di Wall Street berakhir turun. Indek Dow Jones turun 254.63 poin atau 1%, ke 24,964.75. Indek S&P 500 turun 15.96 poin atau 0.6%, ke 2,716.26 dan Indek Nasdaq turun 5.16 poin ke 7,234.31. Penurunan ini mengakhiri kenaikan enam sesi perdagangan sebelumnya baik bagi Dow Jones dan S&P.

Pada perdagangan komoditi, harga minyak mentah Brent berjangka turun 0,9% namun tetap bertahan sejauh minggu ini, sementara harga aluminium berhasil lolos dari aksi jual di sektor logam setelah komentar dari Pemerintah Trump akhir pekan lalu bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk menerapkan tarif impor.

Bitcoin meningkat menjadi sekitar $ 11.400, menurut CoinDesk, karena terus menguat dari awal Februari yang sempat turun di $ 5.947.

Hari ini perhatian pasar akan tertuju pada rencana paparan risalah pertemuan terakhir Komisi Pasar Bebas Bank Sentral AS, FOMC pada akhir januari lalu. Pada pertemuan yang dipimpin terakhir kalinya oleh Janet Yellen ini, pasar ingin mencermati sinyal-sinyal kebijakan moneter The Federal Reserve kedepannya. Tentu saja masalah kenaikan suku bunga yang paling dinanti.

Pasar juga menanti pidato yang akan disampaikan oleh Gubernur Bank Sentral AS wilayah Philadelphia Patrick Harker dan Gubernur Bank Sentral AS wilayah Minneapolis Neel Kashkari yang dijadwalkan pada minggu ini. (Lukman Hqeem)